Kata autis pasti udah gak asing lagi di telinga banyak orang, bahkan sering jadi kata yang sepertinya "lazim" untuk becandaan.. Pasti pernah denger orang bilang "ah autis lo" ke temennya yang heboh mainan BB/Gadget lainnya ampe gak fokus sama lingkungan disekitarnya.. Penggunaan kata autis jadi melenceng dari makna sebenarnya dan tak jarang bisa menimbulkan rasa sakit hati atau tersinggung jika tanpa sengaja terdengar oleh orang yang memiliki saudara/teman/anak penderita austisme..
Hari ini, setiap tanggal 2 April adalah peringatan World Autism Awarness Day..
Hari ini linimasa twitter saja sudah lumayan rame dengan status menggunakan tagar #worldautismawarenessday dan berisi ajakan untuk gak lagi memakai kata autis sbg bahan becandaan semata. Tapi sebenarnya tak perlu kita show off di publik dan mengajak mereka buat stop using the word tapi kenyataannya masih suka juga menggunakan kata itu gak pada tempatnya.. Saya juga mungkin termasuk salah satu dari banyak orang yg tanpa sengaja seperti refleks menggunakan kata itu untuk penggunaan yang salah..
Anak anak/ penderita autis itu pasti tidak ingin dilahirkan gak seperti orang normal lainnya, maka jangan pernah perlakukan mereka secara berbeda. Saya pernah dengar dalam sebuah talkshow mengenai autisme, bahwa penyembuhan atau terapi yang paling berpengaruh bagi penderita autisme adalah kasih sayang. Kerap kali orang tua yang tidak siap menerima kondisi anaknya merasa malu dan tidak menyayangi anaknya krn dianggap aib keluarga.. Padahal jika kita bisa melihat bakat terpendam penderita autis, kita bisa membuat anak - anak ini lebih dari istimewa..bahkan ilmuwan semacam Einstein pun disinyalir merupakan penderita autis.. Saya percaya betul teori terapi kasih sayang, ada banyak bukti dan contoh kasus anak anak luar biasa ini bisa sangat berprestasi yang didampingi orangtuanya. Selalu ada sisi positif dan berkah dari Tuhan untuk semua manusia :)
Dan saya adalah salah seorang yang sangat menghargai dan mengagumi para orangtua yang berjuang untuk menangani anak autisnya. Mereka pejuang!!
Apa sih autis itu?
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
- interaksi sosial,
- komunikasi (bahasa dan bicara),
- perilaku-emosi
- pola bermain
- gangguan sensorik dan motorik
- perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Autis dapat dikaitkan dengan cacat intelektual, kesulitan pada proses koordinasi dan perhatian serta masalah kesehatan fisik seperti tidur dan gangguan pencernaan. Tetapi beberapa orang dengan Autisme biasanya unggul dalam visual, musik matematika keterampilan, dan seni.
Apa saja sih gejala autis?
Tanda-tanda autisme pada bayi yang perlu diperhatikan orangtua adalah:
- Usia 3 bulan: Bayi tidak tersenyum ketika diajak tersenyum atau berbicara
- Usia 8 bulan: Bayi tidak ikut menatap mata ketika dipandang
- Usia 10 sampai 12 bulan: Bayi tidak melihat arah yang ditunjuk kemudian bereaksi menatap balik orang di hadapannya
Berikut adalah tanda-tanda autisme pada bayi yang sering digunakan dokter. Jangan panik jika bayi menunjukkan salah satu atau dua gejala berikut, tapi konsultasikan dengan dokter anak jika melihat salah satu dari tanda berikut:
- Usia 2 sampai 3 bulan, bayi tidak sering melakukan kontak mata
- Usia 3 bulan, bayi tidak tersenyum ketika diajak bercanda atau mendengar suara pengasuhnya
- Usia 6 bulan, bayi tidak tertawa atau membuat ekspresi gembira lainnya
- Usia sekitar 8 bulan, bayi tidak mengikuti pandangan mata ketika orang yang menatapnya memalingkan muka ke benda lain
- Usia 9 bulan, bayi belum mulai mengoceh
- Usia 1 tahun, bayi tidak konsisten menoleh ketika namanya dipanggil
- Usia 1 tahun, bayi nampak tidak peduli terhadap vokalisasi, yaitu kurang merespon saat namanya dipanggil. Namun memiliki kepekaan yang tajam terhadap suara lingkungan di sekitarnya
- Usia 1 tahun, bayi tidak terlibat dalam vokalisasi namanya bersama pengasuh
- Usia 1 tahun, bayi belum dapat melambaikan tangan seolah-olah mengucapkan selamat tinggal
- Usia 1 tahun, bayi tidak dapat mengikuti atau melihat ke arah yang ditunjuk
- Usia 16 bulan, bayi tidak berkata-kata
- Usia 18 bulan, bayi tidak nampak memiliki hal-hal yang menarik minatnya
- Usia 24 bulan, bayi tidak bisa mengucapkan dua kata yang memiliki arti
Setiap saat, bayi nampak kehilangan salah satu keterampilan yang sebelumnya pernah dikuasai.
Smoga tulisan ini bisa sedikit bermanfaat untuk kita.. :)
Sumber : Wikipedia indonesia & detik.com