Thanks for visiting :)

Selasa, 24 Februari 2015

Jadi freelancer

Perdebatan soal ibu bekerja atau ibu rumah tangga masih banget yaa heboh dibahas. Sama seperti issue susu formula vs ASI. Gak akan ada habisnya. Dan gak akan ada solusinya juga.

Sering kan kita denger gimana banyak banget tulisan yang relatif mendiskreditkan ibu pekerja, yang tega lah ninggalin anaknya sama pembantu dan sentimen - sentimen negatif lainnya. Alhamdulillah saya pernah jadi ibu pekerja dan juga jadi ibu rumah tangga. Saya sangat menghormati keduanya, toh mau jadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga sama sama jadi ibu buat anaknya kan? Dan yang namanya ibu pasti pengen yang terbaik buat anak - anaknya, walaupun kadang dengan caranya masing masing, karena terkadang masih saja banyak orang yang rajin "mengomentari" cara mengasuh, mendidik dan membesarkan anaknya. Padahal mereka lupa, tidak ada orang tua yang mau memberikan hal hal jelek untuk anaknya. Serius deh, penjahat juga gak mau anaknya jadi penjahat. Dan percaya deh, menjadi orang tua pasti adakalanya lelah, jadi perjalanan ini gak mudah tapi berharga sekali untuk dijalani.

Dulu saya merasa sebagai ibu pekerja itu lebih kepada untuk menyokong perekonomian keluarga dan emang pada dasarnya dari dulu selalu pengen punya penghasilan sendiri, tapi seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa bekerja di luar bukan hanya tentang materi tapi tentang eksistensi diri, bahwa saya butuh tempat untuk aktualisasi diri, bahwa saya berdaya, otak saya terus muter tiap hari, ada tekanan yang kadang menyenangkan dan kadang memusingkan. Tapi, intinya adalah dengan bekerja saya merasa ada. 

Tapi, menjadi seorang ibu rumah tangga pun tak kalah bahagianya. Setiap hari rutinitas yang hampir selalu sama rasanya terbayar dengan waktu yang selalu ada melihat sekecil apapun perkembangan anak. Saya selalu bisa peluk cium dan melakukan hal menyenangkan kapan saja dengan anak saya. Dan yang lebih penting, saya tidak perlu merepotkan orang lain mengurus anak saya dan saya pun tidak perlu was was menitipkannya ke orang lain.

Setelah menjalani dua profesi ibu ini, akhirnya saya lebih nyaman menjadi freelancer. Tetap bisa menyalurkan produktivitas dengan bonus penghasilan tambahan, tapi di sisi lain, saya masih bisa menjaga anak saya. Alhamdulillah sejauh sebulan ini jadi freelancer sih masih aman - aman saja. Selalu ada waktu luang untuk duduk di depan laptop rutin pagi siang malam di sela tidurnya anak atau kalau nenek atau bude-nya bawa untuk main, hehe

Salam seperjuangan untuk semua ibu - ibu pekerja dan ibu rumah tangga. We are OK! :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar